Diklat Peningkatan Kualitas Bunda PAUD
Oleh Edi Basuki
Konon, para guru (bunda) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) semestinya memiliki kemampuan untuk membuat seorang anak nyaman di PAUD, mampu memberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan kecerdasan si anak serta dapat mengembangkan metode dan media belajar untuk anak usia dini secara tepat dan efisien.
Stimulus yang diberikan bunda PAUD melalui kegiatan bermain sambil belajar, membuat anak dapat menyerap ilmu dan mengembangkan potensinya, sehingga memiliki kualitas yang bagus, cerdas berkarakter, berani, kreatif berkepribadian dan berakhlakul karimah, untuk akhirnya siap menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Disinilah letak penting peran bunda PAUD dalam membimbing anak didiknya guna mengembangkan potensi yang dimiliki si anak dengan memanfaatkan momentum masa keemasan perkembangan otaknya
Beberapa pakar dan praktisi PAUD mengatakan bahwa, pendidikan anak usia dini merupakan wahana untuk memfasilitasi anak agar banyak beraktifitas, berekplorasi dan berpikir lewat bermain. Mereka pun sepakat bahwa melalui bermain, kecerdasan anak dapat berkembang dengan baik. Inilah yang dapat difasilitasi di PAUD yaitu dengan bermain sambil belajar yang mencerdaskan sekaligus menyenangkan.
Konon, di lapangan masih banyak bunda PAUD diambil dari para sukarelawan, seperti anggota PKK, lulusan SMA maupun ibu rumah tangga yang mempunyai waktu luang. Di mana mereka masih menerapkan pendidikan yang didapatnya dahulu dan tidak sesuai dengan kebutuhan anak saat ini, kurang sesuai dengan kurikulum tiga belas tahun 2014 yang di canangkan oleh kemendikbud.
Dengan kata lain, bunda PAUD masih banyak yang belum memenuhi standar, dampaknya, banyak PAUD yang belum berkualitas akan menghambat perkembangan anak. Jika anak di lembaga yang kurang bermutu, maka hasilnya juga akan kurang optimal (walaupun itu bukan jaminan, lulusan PAUD yang kurang berkualitas tidak diterima di sekolah negeri).
Sehingga terjadilah penyelenggaraan PAUD yang beragam dalam mendidik anak-anak sesuai dengan latar belakang dan kreativitas pengelola dan bunda PAUD. Kesannya antar lembaga PAUD saling jor-joran menawarkan program kepada khalayak calon user nya (dan itu tidak apa-apa, wajar di jaman kapitalisasi pendidikan yang mulai marak menyongsong MEA).
Untuk itulah, mau tidak mau pemerintah (melalui dinas pendidikan atau SKB, atau BPKB maupun BP-PAUD dan DIKMAS), lewat program rutinnya, berupaya meningkatkan kompetensi maupun kualitas bunda PAUD dan pengelolanya melalui pembinaan, monitoring dan pelatihan berjenjang.
Sehingga mereka memahami masalah per-PAUD-an, seperti membuat bahan belajar, mengelola kelas, pengetahuan perkembangan motorik halus maupun kasar, kemampuan berkomunikasi dengan orang tua peserta didik, dan lainnya.
Hal ini sesuai dengan tujuan pelatihan itu sendiri, diantaranya membekali para peserta pelatihan agar memiliki kemampuan pola pengajaran yang menarik dan menyenangkan, tukar pengalaman tentang pengelolaan kelembagaan dan metode pembelajaran, serta memahami tentang kebijakan pemerintah daerah tentang PAUD. Konon hasil diklat pun bisa untuk memenuhi persyaratan mendapatkan insentif bulanan dari dinas pendidikan yang membidangi PAUD.
Mungkin, yang perlu ditanamkan kepada bunda PAUD, adalah sering-seringlah berkomunikasi dengan penilik dan pamong belajar guna bertukar informasi dan menambah wawasan, sehingga fungsi pembinaan dan pembimbingan itu tidak harus selalu dilakukan dalam suasana formal berbiaya mahal.
Hal ini sesuai dengan semangat pendidikan nonformal yang luwes, yang berupaya mengembangkan karakter dan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan dalam arti luas, baik individu maupun lingkungan masyarakatnya, termasuk mendorong keberanian bunda PAUD untuk berpikir di luar kebiasaan (thinking out of the box) demi kemajuan dan kualitas penyelenggaraan PAUD. Yang bagaimana itu?. Mari kita ikuti diklat peningkatan kualitas bunda PAUD yang akan diselenggarakan BP-PAUD dan DIKMAS di masing-masing wilayah kerjanya. [edibasuki/humas.ipabi]
*) Edi Basuki adalah Pamong Belajar Madya pada Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas Provinsi Jawa Timur.
yang perlu ditanamkan kepada bunda PAUD, adalah sering-seringlah berkomunikasi dengan penilik dan pamong belajar guna bertukar informasi dan menambah wawasan, sehingga fungsi pembinaan dan pembimbingan itu tidak harus selalu dilakukan dalam suasana formal berbiaya mahal.