Pengembangan Profesi Pamong Belajar Sering kali terdengar keluhan dari para pegiat pendidikan nonformal (penilik dan pamong belajar) bahwa sulit mendapatkan utiran angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi. Anggapan itu muncul karena tidak pernah dicoba sekaligus tidak pernah dilatih dan selalu berlatih.
Salah satu kegiatan pengembangan profesi bagi pamong belajar adalah pembuatan karya tulis ilmiah populair yang di publikasikan lewat media massa, ini angka kreditnya 2, cukup banyak dan sangat menjanjikan, aktivitas menulis itu pun sangat membanggakan, penulisnya akan dikenal oleh banyak orang karena gagasannya yang segar dan ‘menggelitik’. Seperti diketahui bahwa pengmbangan profesi adalah kegiatan pamong belajar dalam rangka pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk peningkatan mutu pendidikan pada umumnya dan mutu pembelajaran/pelatihan/pembimbingan pada khususnya serta pengembangan profesionalitas pamong belajar.
Untuk itulah, terkait dengan upaya membisakan kemampuan menulis, pamong belajar UPTD SKB Nganjuk mempunyai hajat mengadakan “workshop” pembuatan karya tulis ilmiah populair berupa artikel dan feature (karangan khas) bekerja sama dengan redaksi majalah ‘MEDIKSI’ terbitan BPPNFI Regional IV Surabaya dalam rangka pengembangan profesi mewujudkan tenaga pendidikan profesional.
Kegiatan yang berlangsung di ruang multi media UPTD SKB Nganjuk, diikuti oleh 8 orang pamong belajar berlangsung dengan khusyu’ sehingga semuanya memahami materi yang disampaikan oleh nara sumber, sekaligus masing-masing peserta mampu mempraktekkan membuat karya tulis, baik itu berupa berita, artikel maupun feature. “Pada dasarnya hasil praktek kawan-kawan telah memadai, tinggal bagaimana melatih dan terus berlatih memperkaya perbendaharaan kata untuk menghidupkan tulisan sehingga enak dibaca.” Kata nara sumber saat melihat hasil karya salah seorang peserta. Artinya disini, peserta workshop tinggal mengembangkan pokok pikiran yang sudah dituliskan serta dicarikan data dan referensi yang diperlukan untuk memperkuat gagasan yang dituangkan dalam tulisan.
Panitia kegiatan ini, Dedy Tjahjana mengatakan bahwa dengan workshop penulisan artikel, ingin menumbuhkan gairah pamong belajar suka menulis sehingga akan membantu dalam upaya mengumpulkan angka kredit sekaligus sebagai media mensosialisakan keberadaan lembaganya beserta program-program PAUDNI yang dikerjakan kepada khalayak ramai, sehingga eksistensi pamong belajar semakin menjadi tolehan bagi satuan kerja di lingkungan Pemda setempat maupun mereka yang membutuhkan. Karena senyatanyalah kondisi SKB beserta pamong belajar sampai saat ini belum mendapat perhatian yang layak sebagai tenaga pendidik pendidikan nonformal, bahkan di berbagai daerah jumlah pamong belajar berkurang seiring dialih tugaskan sebagai penilik maupun sebagai kasi namun tidak diimbangi dengan upaya pengadaan pamong belajar baru, alasannya payung hukum mengangkat pamong belajar itu belum ada. Sungguh memprihatinkan.
“Harapan Kepala SKB Nganjuk, hasil dari kegiatan ini adalah munculnya artikel yang layak untuk dimuat di majalah BPPNFI Surabaya maupun majalah pendidikan lainnya, sehingga workshop ini benar-benar bermakna.” Ujar pria alumni PLS IKIP Malang sambil sarapan pagi di warung dekat terminal Nganjuk.
Workshop yang ditemani oleh Nasi Ayam yang dibungkus kotak ini berlangsung gayeng, aneka pertanyaan pun meluncur bersahutan dalam rangka memahami tata cara merangkai kata menjadi kalimat yang bermakna sebagai upaya mengkomunikasikan gagasan kepada pembaca, tentunya gagasan diseputar pendidikan nonformal. Begitu juga saat melakukan praktek membuat artikel, disini sebagai “penulis pemula” yang penting adalah menghindari malas, perasaan bahwa tulisannya jelek, mutung ditengah jalan karena kehabisan ide dan perasaan negatif lainnya. “Yang penting kita harus terus berlatih dan rajin membaca untuk memperkaya perbendaharaan kata sekaligus mempelajari teknik penulisan dari penulis lain atau wartawan sebuah media massa, dari situ kita nanti akan mengetahuinya dan bisa meniru gaya penulisannya.” Ujar nara sumber yang merangkap sebagai redaktur majalah MEDIKSI yang berpangkalan di jalan Gebang Putih 10 Surabaya, menyemangati peserta workshop agar terpacu belajar menuliskan segala gagasannya dalam sebuah karya tulis.
Diakhir kegiatan, panitia berharap agar pamong belajar UPTD SKB Nganjuk memiliki semangat untuk mencoba membuat ‘tulisan’ kemudian dikirimkan ke majalah MEDIKSI atau majalah pendidikan lainnya sehingga akan tahu layak tidaknya tulisan hasil renungannya untuk kemudian dilakukan perbaikan dengan jalan belajar dan belajar tanpa ada kata putus asa sesuai dengan konsep belajar sepanjang hayat. Mudah-mudahan langkah kecil yang telah diayunkan oleh pamong belajar SKB Nganjuk ini membawa hasil yang signifikan sesuai dengan harapan Dra. Elok Wahyu Widayatri, M.Pd selaku Kepala UPTD SKB Nganjuk, sehingga dimasa-masa mendatang kegiatan semacam ini bisa dikembangkan dengan mengajak serta pamong belajar dari SKB yang dekat dengan Nganjuk, seperti SKB Kediri, Mojokerto, Magetan, Pacitan dan Ponorogo, atau bekerja sama dengan pengurus IPABI Propinsi Jatim untuk mengagendakan diklat jurnalistik bagi pamong belajar se jawa timur. Sehingga kedepan masalah pengembangan profesi yang sampai saat ini belum menjadi tolehan, bisa dijadikan alternatif mengumpulkan angka kredit yang cukup menjanjikan nilai kreditnya, apalagi media yang akan mewadahi karya tulis pamong belajar sudah tersedia.
Masalahnya adalah, mau dan mampu kah pamong belajar untuk berbuat disela-sela kesibukannya menyelesaikan program-program pendidikan nonformal yang telah direndanakan dengan dukungan anggaran yang lumayan?. Wallahu a’lam bish showab. [eB/humas-ipabipusat]